Senin, 08 Desember 2014

Penyimpangan terhadap sila Ke-1



Pada alinea ke empat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila memiliki sifat yang statis serta dinamis karena merupakan pandangan hidup, filsafat bangsa, kepribadian bangsa, ideologi nasional, tujuan negara, perjanjian luhur Bangsa Indonesia, serta sumber dari segala sumber hukum. Mengingat hal tersebut maka mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai sifat memaksa. Setiap wraga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya.
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, nilai-nilai pancasila mulai dilupakan masyarakat Indonesia. Kehidupan masyarakat sekarang sudah banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila. Salah satu sila dari lima sila yang terus diperbincangkan ialah tentang sila Ketuhanan. Dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama seringkali mengalami berbagai hambatan, bahkan sangat rentan terjadinya konflik yang akan membawa dampak dan pengaruh besar terhadap Bangsa Indonesia hanya karena perbedaan keyakinan dapat menimbulkan perpecahan bahkan perbedaan ideologi meski Pancasila adalah ideologi bangsa dan negara Repuplik Indonesia.
Melihat fakta-fakta tersebut, melalui makalah ini penulis akan mengungkapkan betapa pentingnya mambaca, memahami, dan mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari terutama sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” tersebut.

·      Beberapa perilaku penyimpangan
Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menerangkan bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius dan bukan bangsa yang ateis. Salah satu sikap positive yang perlu dilakukan terhadap nilai-nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah hormat menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama sehingga terbina kerukunan hidup. Namun disamping sikap positive tersebut terdapat beberapa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diantaranya : gerakan radikal kelompok yang mengatasnamakan agama, perusakan tempat-tempat ibadah, perilaku diskriminatif terhadap pemeluk agama yang berbeda, tidak menghormati perbedaan agama serta munculnya aliran-aliran sesat.

·      Penyebab terjadinya penyimpangan
Penciptaan kerukunan antar umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di masyarakat dalam kenyataannya tidak selalu berjalan mulus seperti yang diinginkan. Hambatan yang terjadi muncul baik dari campur tangan pemerintah maupun dari golongan penganut agama dan kepercayaan itu sendiri. Konflik antar kelompok agama terkadang dapat dipicu karena kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah (Departemen Agama). Departemen Agama tidak boleh ikut campur tangan terhadap kedaulatan suatu agama melainkan hanya sebagai pengontrol dan penjamin. Selain itu, muncul dari masyarakatnya sendiri yang relative rendah pemahamannya tentang kebebasan agama, kurangnya toleransi antar umat beragama, serta tidak menutup kemungkinan karena masuknya budaya asing sehingga nilai-nilai agama menjadi hilang.

·      Solusi masalah penyimpangan
Agar masyarakat hidup rukun seperti dalam semboyan negara kita “Bhineka Tunggal Ika” seharusnya masyarakat menanamkan sikap saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda, menanamkan sikap toleransi beragama dalam menjalankan ibadah, tidak memaksakan suatu kepercayaan terhadap orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar