Anak adalah buah hati bagi orang tuanya, dan semua orang tua pasti akan mengorbankan semuanya demi sang anak. Oleh karena itu berbahagialah kita karena menjadi sebuah kebanggaan bagi orang tua.
Kita, iya kita yang sekarang duduk di bangku perkuliahan dan mendapat julukan mahasiswa, yang sangat dibanggakan dan dielu-elukan oleh orang tua kita di rumah. Kita yang selalu minta uang setiap hari,dan ada yang setiap bulan bila dia berstatus sebagai anak kost.
Kita yang selalu minta segala lebih dari zaman kita SMP atau SMA, yang semua keinginan kita ingin dan harus terpenuhi, harus di turuti tanpa tahu dari mana sala tersebut di dapatolehorang tua kita, yang penting semua kebutuhan dan yang kita inginkan terpenuhi
Disini saya hanya ingin beragi tanpa bermaksud mengajari atau menggurui, coba sekarang coba kita renungkan, jika orang tua kita adalahseorang yangberjualan dipasar, yang pagi-pagi harus bangun dan pergi kepasar untuk mencari rezeki demi sang anak.
Pikirkan orang tua kita yang bekerja sebagai tukang bangunan di rumah orang, pikirkan jika orang tua kita adalah sebagai petani yang harus setiap hari pergikesawah untuk melihat tanaman yang ditanamnya takut rusak
Pikirkan juga bila orang kita hanya tinggal satu orang saja,yang rela meminjam uang kesana-kesini ketetangga sebelah, orang tua mu yang rela menjula cicin pernikahannya, orang tua kita yang rela menjual sebagian tanahnya, dan menggadaikan sertifikat rumahnya, Pikirkan pula bila orang tuamu di PHK dari pekerjaannya,
Mari kita bayangkan dan resapi semua itu.
Kita yang kini dibanggakan orang tua kita dikampung halaman, mereka yang meninggikan derajatmu, orang tua kita yang sangat menantikan sebuah keberhasilan dari kita sebagai anaknya, yang berharap bisa menjadi “orang”.
Kita kini berada setingkat diatas teman-teman kita yang kurangberuntung, dan tidak bisa melanjutkan pendidikannya ketingkat perkuliahan. Tak jarang orang tua kita membahas kita dengan tetangga kita, dan berkata
“ anakku kini kuliah”
“anak ku ingin lebih baik dari orang tuanya,”
“anakku ankan menjadi seorang sarjana”
Coba kita bayangkan dan kita pikirkan serta kita resapi kata-kata kebanggan orang tua kita.
Apakah uang yang mereka berikan sudah kita pergunakan dengan benar?
Apakah uang yang mereka berikan sudah kau bayarkan untuk hal yang benar?
Bukan kita gunakan untuk make up, atau membeli t-shirt, bukan juga dengan gaya rambut dan berbagai kemewahan yang menjadi kebangan kita.
Bukan itu yang mereka harapkan, cukup dengan prestasi yangmembanggakan bagi orangtua kita.
Kita yang suka nonkrong dikantin,
suka jalan-jalan ketempat mewah,
kita yang suka menggoda orangcewek/cowok)
kita yang suka keluar kelas, atau kita yang suka bolos kuliah
sadari kawan, Betapa besarnya pengorbanan orang tua kita, betapa tingginya kebanggan mereka terhadap kita.
Andai mereka tahu apa yang sebenernya kita lakukan dikampus, apakah mereka bangga? Apakah mereka suka? Apakah mereka tertawa?
Kita yang tinggal jauh darikampung halaman, dan saat kita kembali ke kampung,
Masih adakah Tv yang selalu menghibur dirimu?
Masih adakah lemari es yang menghilangkan hausmu dari teriknya matahari?
Masih adakah lemari pakaian yang menyimpan rapi pakaian kita yang lama kita tinggalkan?
Masih adakah sawah tempat kita membantu orang tua kita ketika libur?
Masih adakah rumah nyaman yang biasa kita tempati kita libur dan pulang ke kampung?
Masihkah kita bisa tersenyum manis ketika semua itu sudah tidak ada?
Ataukah masih ada kedua orang tua mu yang selama ini selalu memberimu uang jajan dan yang meemnuhi semua kebutuhanmu?
Masih lengkapkan keluargamu yang selama ini kau tinggalkan?
Kawan, sudahkah kita siap bila semua itu terjadi? Setidaknya kita berfikir kalu biaya kuliah itu sudah sangat mahal.
Buka mata dan hati kita kawan, betapa berharganya kita di mata mereka, dan betapa beratnya tanggung jawab kita sebagai seorang anak terhadap orang tua kita. Tidak banyak yang mereka harapkan dari kita, hanya dengan membuatnya bangga, dan bisa membuat orang tua kitatersenyum manis saat melihat kesuksesan kita dimasa nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar