Rabu, 22 April 2015

Era Pendudukan Jepang



Ketika Jepang berkuasa di Indonesia, bangsa ini sangat ingin menghapuskan pengaruh Belanda di Indonesia. Sebaliknya, Jepang ingin menanamkan kebudayaannya sendiri dan mengembangkannya bersama-sama kebudayaan asli. Misalnya, membiasakan senam pagi dilanjutkan dengan seikereiatau menghormati matahari setiap pagi dengan membungkukkan badan ke arah timur, menyeleng-garakan tonarigumiatau rukun tetangga untuk mengumpulkan iuran bagi kepentingan perang, dan pengembangan bahasa. Jepang sangat memedulikan pengembangan bidang sastra. Untuk menghapuskan pengaruh Belanda, Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan sebaliknya, mengembangkan bahasa Indonesia dengan mendirikan Komisi Bahasa Indonesia. Tugas komisi ini adalah mengembangkan dan memperbanyak perbendaharaan bahasa. Bahasa Jepang dan bahasaIndonesia wajib digunakan di kantor-kantor dan sekolah-sekolah. Nama-nama kota dan jalan diganti dalam bahasa Indonesia. Misalnya, Batavia diganti Jakarta, Meester Cornelis diganti Jatinegara, Buitenzorg diganti Bogor. Nama-nama jawatan diganti dalam bahasa bahasa Jepang. Lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, dinyanyikan bersama-sama dengan lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya. Adapun untuk memperkuat pengaruh Jepang, diajarkan pula penggunaan aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Pengajarannya dilakukan di sekolah-sekolah, melalui koran nasional berbahasa Jepang, dan dibukanya kursus-kursus berbahasa Jepang. Agar dapat mendukung Nippon Seisin(Semangat Jepang) dalam berbahasa, diberikan tunjangan istimewa kepada siapa yang dapat menunjukkan kecakapan berbahasa Jepang dalam tingkatan dai-tji(dasar), dai-ni(menengah), dai-son(atas), dai-jon(tinggi), dai-go(lanjut). Pada tanggal 1 April 1943, didirikan Pusat Kebudayaan Keiman Bunka Shidosho.
 Jepang memberikan pendidikan pada rakyat Indonesia dengan maksud atau tujuan untuk mendukung kepentingan perangnya. Jepang memiliki keinginan untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ada di Indonesia pada saat pendudukannya, yaitu dari sumber daya ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya.

Pada mulanya Jepang memberikan pendidikan di Indonesia dengan meneruskan pendidikan yang sudah ada sebelumnya, yaitu pada masa pendudukan Belanda dengan pendidikan ala barat. Akan tetapi  kemudian Jepang merombaknya yaitu dengan memasukkan doktrin Asia raya agar sesuai dengan tujuan serta maksud Jepang.

Referensi:
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar