Dengan
semangat yang tinggi saya datang ke kota ini dengan tujuan untuk menuntut ilmu
diperguruan tinggi, meski awalnya kedua orang tua saya tidak mengijinkan saya
untuk pergi jauh merantau. Tapi tekad saya sudah bulat,karena saya punya
penharapan memperbaiki kehidupan selepas saya kuliah disini. Tidak mudah untuk
saya bisa masukke universitas ini, selain karena universitas ini merupakan
salah satu universitas terbaik yang ada di negeri ini, juga karena saya yang
dari kampung dan harus bolak-balik untuk menyelesaikan proses pendaftaran,
tentunya uang yang hars dikeluarkan pun tidak sedikit. Tapi karena keinginan
dan niat yang kuat, semua itu tidak menjadi penghalang untuk saya mewujudkan
keinginan kuliah disini. Yah,
Universitas Gunadarma, disini lah saya kuliah sekarang, dengan segala
keterbatasan yang saya miliki saya bisa masukke Universitas Swasta terbaik di
Indonesia.
Rasa
ragu tiba-tiba muncul ketika saya dinyatakan diterima di Universitas ini, bukan
tidak yakin dengan kemampuan saya, tapi lebih cenderung kepada kemampuan
keluarga saya ntuk membayar biaya kuliah yang memang tidak murah. Atas ijin
Allah akhirnya saya bisa melunasi biaya administrasi untuk semester pertama
ini, lega rasanya bisa kuliah di tempat yang memang kualitasnya sudah tidak
diragukan lagi.
Dikota
besar ini saya hidup sendiri, tidak ada sanak saudara yang dikenal, kalaupun
ada mereka berada jauh dari tempat kosan saya. Semua saya lakukan sendiri
disini, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi saya selalu sendiri, sempat
menyesal dengan pilihan hidup dirantau seperti ini,tapi karena didasari tekad
yang kuat, maka semngat saya kembali lagi. Kehidupan dikampus sangat jauh
berbeda dengan apa yang saya bayangkan sebelumnya, semua terasa asing, terasa
begitu membingunkan, mulai darijadal kulaih, sampai cara pengumpulan
tugasnyapun sangat berbeda. Dengan usaha yang kuat dan kerja keras saya bisa
beradaptasi dengan lingkungan kampus.
Usaha yang saya lakukan tak cukup sampai disitu, saya berusaha mencari teman
yang berasal dari daerah yang sama, yang sama-sama merantau, ternyata ada, dan kehidupan mereka ternyata
lebih beruntung karena mereka tinggal dengan saudara mereka.
Seperti
anak yang baru lahir mungkin itu pengibaratan yang bisa saya katakan untuk diri
saya, tidak tau harus ngapain dan harus kemana ketika tidak ada kegiatan
kuliah, tidur dikosan pun menjadi pilihan, selain karena memang ga ada teman,
juga demi untuk menghemat pengeluaran. Saya yakin ini belum seberapa dan saya
harus bisa lebih kuat lagi dalam menghadapihidup dikota besar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar