Di antara banyak pengalaman hidup
seorang anak kos, “hidup prihatin” adalah cerita yang mungkin mendominasi isi
buku harian mereka selain berbagai cerita cinta yang
dialami semenjak jadi anak kos. Menjalani peran sebagai anak kos, terutama yang
berlabel mahasiswa tak cukup hanya mandiri menjaga diri dan pergaulan tapi juga
harus pandai menjaga stabilitas isi dompet. Menjadi anak kos mau tak mau, suka
tidak suka, mendorong banyak orang tak terkecuali mahasiswa perantauan
melakukan penghematan uang bulanan apalagi untuk mereka yang berstatus penerima
“beasiswa orang tua”. Dan dari sekian banyak pos anggaran uang bulanan, uang
makan adalah pos yang kerap mengalami kebocoran jika cara hidup sebagai anak
kos tak ubahnya seperti anak rumahan yang serba disediakan.
Mie instan adalah salah satu
solusi untuk menjaga stabilitas isi dompet, karena mie instan adalah makanan
yang murah dan cukup lama untuk mejaga perut dari rasa lapar. Mie instan dan
anak kos layaknya kembar siam yang tidak bisa dipisahkan, karena belum lengkap rasanya jadi anak kos
kalau belum menikmati mie instan. Tak jarang demi menghemat pengeluaran, ada
beberapa anak kos yang memang mempunyai
stok mie instant di dalam kamar kosnya. Mie instan akan terasa sangat
nikmatbila kita menyantapkan saat keadaan dimana kita benar-benar merasa lapar.
Alih-alih menghemat pengeluaran bahkan ada anak kos yang rela untuk memagkas
waktu makananya. Makusdnya sarapan dia lakukan jam 11 atau 12 siang, kan biar
sekalian makan siang, waktu makan malam biasanya sekitar jam 9 atau 10 malam
biar besok paginya pas bangun tidur ada sedikit penahan lapar sampai jam makan
berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar